Buncis (Phaseolus vulgaris L)

Buncis (dari bahasa Belanda, boontjes, Phaseolus vulgaris L.) merupakan sejenis polong-polongan yang dapat dimakan. Buah, biji, dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai sayuran. Sayuran ini kaya dengan kandungan protein. Ia dipercaya berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
 
Buncis Rambat

Buncis merupakan sejenis polong-polongan yang dapat dimakan. Buah, biji, dan daunnya dimanfaatkan sebagai.bahan makanan nabati yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Semak tegak atau membelit, panjang 0,3-3 m. Daun penumpu tetap melekat lama. Anak daun bulat telur, dengan pangkal membulat, meruncing, kedua belah sisi berambut, 5-13 kali 4-9 cm. Tandan bunga duduk di ketiak, dengan 1-2 pasangan bunga. Tangkai tandan masif, setinggi-tingginya 6 cm, kerapkali Iebih pendek. Anak daun pelindung di bawah kelopak panjang 3-9 mm. Kelopak tinggi 5-8 mm, gigi yang teratas sangat pendek. Mahkota hampir selalu putih, menjadi kuning, kadang-kadang ungu; bendera pada pangkalrrya dengan 2 telinga; lunas memutar kurang dari 2 kali; sayap berkuku panjang. Benang sari bendera Iepas, lainnya bersatu. Tangkai putik dekat ujung berjanggut. Polongan sangat berubah bentuk dan ukuran. Biji putih, kuning, merah, lila, coklat atau hitam. Keping biji dari tanaman kecambah muncul di atas tanah. Dari Amerika; banyak ditanam. Catatan: Biji dan buah dijumpai dalam banyak variasi dan diperdagangkan dengan nama yang sangat berbeda sebagai sayuran, buncis coklat dan putih, buncis spercie dan snijbonen, buncis peluru dan kievitsbonen, dsb. Bagian yang Digunakan Buah dan Biji.
     
Buncis
Umumnya, sistem perakaran berbagai jenis buncis tidak besar atau ekstensif, percabangan lateralnya dangkal. Akar tunggang yang terlihat jelas biasanya pendek, tetapi pada tanah remah yang dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil berkembang pada akar lateral. Sistem perakaran yang menjangkar kuat adalah sifat penting untuk panen dengan mesin. Berbagai kultivar P. vulgaris adalah tanaman musim panas yang membelit dan merambat. Selain bentuk merambat indeterminate dan tidak merambat, ada bentuk kerdil (semak) determinate dan indeterminate. Kultivar bentuk semak determinate yang ada sekarang ini berbeda dengan bentuk merawbat indeterminate - yang terdahulu memiliki dominansi apikal yang lebih rendali, dan sedikit atau tidak tanggap terhadap fotoperiod hari-pendek. Kultivar indeterminate merambat dan tegak memiliki percabangan yang lebih banyak dan, dengan jumlah buku pembungaan lebih banyak, memiliki potensi hasil yang lebih besar. Panjang batang tipe merambat dapat mencapai 3 m, dengan lebih dari 25 buku pembungaan. Bentuk ini sangat mudah rebah, dan karena itu, umumnya ditopang dengan lanjaran atau tiang. Bentuk semak determinate memang pendek, beberapa jenis tidak lebih tinggi dari 60 cm, memiliki jumlah buku sedikit, dan perbungaannya terbentuk di ujung batang tanaman. Daun buncis beranak daun-tiga dan menyirip. Kultivar sekarang memiliki daun kecil sehingga meningkatkan penetrasi cahaya ke dalam kanopi tanaman, khususnya untuk penanaman yang sangat rapat. Walaupun sifat ini cenderung meningkatkan hasil-total, ukuran daun kecil menghasilkan ukuran polong yang kecil pula. Bunga berukuran besar dan mudah terlihat, berwarna putih, merah jambu, atau ungu. Bunga ini sempurna, dan, seperti halnya kapri, memiliki 10 benang sari, 9 di antaranya menyatu membentuk tabung yang melingkupi bakal buah panjang, dan satu benang sari teratas terpisah dari yang lain. Bunga menyerbuk sendiri dan umumnya jarang terjadi persilangan terbuka. Polong tanaman ini hampir selalu memanjang, bukan membesar; panjangnya berkisar dari 8 hingga 20 cm atau lebih, dengan lebar mulai kurang dari 1 cm hingga beberapa cm. Bergantung pada kultivar, ujung polong - dapat meruncing atau tumpul; bentuk potongan melintangnya beragam, mulai dari bundar hingga oval memanjang, dan beberapa jenis berbentuk hati. Polong sebagian besar kultivar terbaru agak lurus, walaupun beberapa jenis biasanya melengkung. Sebagian besar kultivar memiliki polong berwarna hijau muda hingga hijau kebituan tua; yang lain kuning (berlilin), ungu, atau multiwarna.Jumlah serat polong dan laju perkembangannya juga beragam. Melalui pemuliaan selektif,.serat dapat sangat berkurang. Sifat tanpa-urat telah diintroduksi lebih dari 100 tahun yang lalu. Sekarang, hanya nenek moyangnya dan kultivar buncis tua lain sajalah yang memiliki serat lir-benang yang kuat.
Calvin Keeney, petani produsen benih dari LeRoy, New York, mendapat penghargaan karena mengintroduksikan kultivar tanpa-urat sekitar tahun 1800. Sifat tanpa-urat adalah sifat resesif dan telah berhasil digabungkan ke dalam sebagian besar kultivar yang ditanam dewasa ini. Kultivar tipe tanpa-urat juga merigandung lebih sedikit serat dinding. Namun, di AS, `string bean' (kacang buncis berurat) cenderung tetap digunakan untuk menyebut buncis. Kata `urat' digunakan karena kacang ini memiliki serat lir-benang yang kuat pada sisi dorsal (perut) dan ventral (punggung) polong, urat pada sisi dorsal lebih kuat. Ketika biji telah matang sempurna, polong akan membelah terbuka. Istilah 'snap' mungkin berasal dari suara yang terdengar ketika polong segar patah. Sebagian besar polong buncis tidak berbulu (glaborous); sedikit di antaranya yang berbulu halus. Polong tidak memiliki kelopak daun yang persisten sebagaimana yang dimiliki kapri. Jumlah biji adalah sifat lain kultivar; sebagian besar kultivar buncis berbiji tiga hingga lima; tipe buncis bijian atau buncis segar cenderung berbiji lebih banyak. Ukuran dan bobot biji matang sangat beragam, panjangnya berkisar dari 5 mm hingga 20 mm, dan bobot biji

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), tanaman buncis diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Sub Divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotiledonae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Phaseolus
Species: Phaseolus vulgaris L

  • Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Buncis :
Buncis
Nama Bahan Makanan : Buncis

Banyaknya Buncis yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Buncis yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 90 %
Jumlah Kandungan Energi Buncis = 35 kkal
Jumlah Kandungan Protein Buncis = 2,4 gr
Jumlah Kandungan Lemak Buncis = 0,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Buncis = 7,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Buncis = 65 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Buncis = 44 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Buncis = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Buncis = 630 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Buncis = 0,08 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Buncis = 19 mg

  • Hasil Penelitian Kandungan Gizi Buncis Yang Lain :
Nama Bahan Makanan : Buncis (Versi DKBM P3G '90)
Banyaknya Buncis yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Buncis yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 90 %
Jumlah Kandungan Energi Buncis = 34 kkal
Jumlah Kandungan Protein Buncis = 2,4 gr
Jumlah Kandungan Lemak Buncis = 0,3 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Buncis = 7,2 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Buncis = 101 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Buncis = 42 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Buncis = 0,7 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Buncis = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Buncis = 0,05 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Buncis = 11 mg

Manfaat dan Khasiat: 

Walaupun tidak menghasilkan jumlah protein dan kalori setinggi buncis bijian kering, buncis sayuran merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral yang penting. Selain dikonsumsi dalam bentuk polong yang dimasak, di Afrika dan Amerika Latin, tajuk dan daunnya biasa digunakan sebagai lalapan. Yang juga dimakan adalah biji yang keras, besar, tetapi masih muda (biji kupasan segar), dan, dalam jumlah yang lebih terbatas, biji kering beberapa kultivar.
  1. Kencing manis
  2. Pelancar ASI
  • Kencing Manis
Bahan: Buah Buncis 250 grm
Cara pembuatan: Dikukus
Cara Pemakaian: Dimakan sebagai lalap tiga kali sehari, tiap kali makan 250 gram.

Kandungan:
- Alkaloid
- Flavonoida
- Saponin
- Triterpenoida
- Steroida
- Stigmasterin
- Trigonelin
- Arginin
- Asam amino
- Asparagin
- Kholina
- Tanin
- Fasin (toksalbumin)
- Zat pati
- Vitamin
- Mineral

Sumber:
- Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.


- http://id.wikipedia.org/wiki/Buncis
- http://andiibm.blogspot.com/2014/06/buncis-phaseolus-vulgaris-l.html

No comments:

Post a Comment